Jumat, 08 April 2011

Jadal dalam Al-Qur'an


JADAL DALAM ALQURAN

            Hanya sedikit ulama mutaakhirin yang menulis tentang Jadal, salah satunya adalah A-Allamah Sulaiman Bin ‘Abdul Qawi Bin “abdul Karim yang terkenal dengan nama Imam Ibnu Abdul ‘Abbas al-Hanbali Najmuddin at-Thufi yang wafat pada tahun 715 H.
            Menurut para ulama Alquran telah mencakup segala macam keterangan dan dalil-dalil, dan tidaklah dari keterangan, dalil-dalil, pembagian dan peringantan yang dibangun dari keseluruhan pengetahuanh baik yang berkaitan dengan akal maupun pendengaran kecuali telah diterangkan dalam Kitab Allah.
            Hakikat-hakikat yang sudah jelas nampak dan nyata telah dapat disentuh manusia, diterangkan dengan bukti-bukti alam dan lagi memerlukan argumen untuk menetapkan dalil atas kebenaran. Namun, kesombongan seringkali mendorong seseorang untuk membangkitkan keraguan dan mengacaukan hakikat tersebut dengan berbagai kerancuan yang dibungkus dengan kebenaran dan dikuatkan dengan argumen dari akal manusia yang harus dihadapi dengan hujjah yang dapat mengembalikan pemahaman tersebut sebagaimana mestinya dengan cara yang konkrit dan realistis serta dengan menggunakan uslub bahasa yang memuaskan disertai dengan argumentasi yang pasti dan bantahan yang tegar.
Ibnu Hibban berkata, “Jika seseorang berdebat tentang Al-Qur’an, maka apabila Allah tidak melindunginya ia akan terseret kepada keraguan dalam mengimani ayat-ayat mutasyabihat. Jika sudah disusupi keraguan, maka ia akan menolaknya. Rasulullah saw. menyebutnya sebagai kekufuran yang merupakan salah satu bentuk penolakan yang berpangkal dari perdebatan.”
Perselisihan tentang Al-Qur’an dapat menyeret kepada sikap mempertentangkan satu ayat dengan ayat lainnya. Kemudian dari situ akan muncul sikap melepaskan diri dari hukum-hukumnya dan mengubah hukum halal haramnya. Kemudian akan berlakulah sunnatullah pada ummat terdahulu atas orang-orang yang saling berselisih itu, yakni kebinasaan dan kehancuran.


A.     Defenisi Jadal
jadal secara bahasa adalah aku kokohkan jalinan tali itu, sedangkan secara istilah jadal adalah bertukar pikiran dengan cara bersaing dan berlomba untuk mengalahkan lawan mengingat kedua belah pihak yang berdebat berusaha untuk mengokohkan pendapatnya masing-masing dan berusaha untk menjatuhkan lawannya dari argumen yang dipeganginya.
Dengan demikian jadal alqur’an adalah pembuktian-pembuktian serta pengungkapan dalil-dalil yang terkandung di dalamnya, untuk dihadapkan pada orang kafir dan mematahkan argumentasi para penentang denagn seluruh tujuan dan maksud mereka, sehingga kebenaran ajaran-Nya dapat diterima dan melekat di hati manusia.

B.     Tuntunan Dalam Alquran
Allah menyatakan dalam Alquran bahwa berdebat itu adalah tabiat manusia sebagaimana yang berbunyi:
4 tb%x.ur ß`»|¡RM}$# uŽsYò2r& &äóÓx« Zwyy`
Dan manuisa adalah makhluk yang paling banyak berdebatnya. Sehingga banyak terjadi permusuhan dan persaingan sampai-sampai Rasulullah pun disuruh oleh Allah un tuk berdebat dengan orang musyrik dengan cara yang baik yang dapat meredakan keberingasan mereka, sebagaimana firman Allah :
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan debatlah mereka dengan cara yang paling baik”.
Ayat di atas secara tegas melarang jidal dan perdebatan. (Akan tetapi) siapa saja yang mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah serta atsar para Salaf tentu akan mendapati anjuran beradu argumentasi dan berdebat. Ayat-ayat dalam Kitabullah tidaklah bertentangan satu sama lainnya, bahkan saling membenarkan. Dari situ dapatlah kita ketahui bahwa jidal dan debat yang dicela dalam Al-Qur’an tidak sama dengan jidal dan debat yang dianjurkan. Jidal dan debat itu ada yang terpuji dan ada yang tercela. Kedua jenis itu sama-sama disebutkan dalam Al-Qur’an. Jadi jelaslah, jidal yang tercela itu adalah jidal tanpa hujjah, jidal dalam membela kebathilan dan berdebat tentang Al-Qur’an untuk mencari-cari fitnah dan takwil bathil.
Adapun jidal yang terpuji adalah nasihat untuk Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, para imam dan segenap kaum Muslimin. Nabi Nuh as sering beradu argumentasi dengan kaumnya hingga beliau menegakkan hujjah atas mereka dan menjelaskan kepada mereka jalan yang benar.
Bahkan Allah membolehkan berdiskusi dnegan ahli kitab dengan cara yang baik. Firman-Nya yang berbunyi :
 Ÿwur (#þqä9Ï»pgéB Ÿ@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# žwÎ) ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr&

“dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab melainkan dengan cara yang paling baik”. Ini bertujuan untuk menampakkan kebenaran sebagai tujuan dari metode Jadal Quran dalam memberi petunjuk kepada orang kafir dan mengalahkan para penentang Alquran. Ini berbeda dengan perdebatan yang menggunakkan hawa nafsu yang hanya merupakan persaingan batil. Allah berfirman:
ãAÏ»pgäur tûïÏ%©!$# (#rãxÿŸ2 È@ÏÜ»t6ø9$$Î/
“… tetapi orang-orang kafir membantah dengan yang batil…”

C.     Mengapa Terdapat Jadal Dalam Alquran
hal ini disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah
  1. karena Allah sendiri telah berfirman dalam Alquran yang berbunyi :
!$tBur $uZù=yör& `ÏB @Aqߧ žwÎ) Èb$|¡Î=Î/ ¾ÏmÏBöqs% šúÎiüt7ãŠÏ9 öNçlm; ( @ÅÒãŠsù ª!$# `tB âä!$t±o Ïôgtƒur `tB âä!$t±o 4 uqèdur âƒÍyèø9$# ÞOÅ3ysø9$# ÇÍÈ
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya[779], supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan[780] siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

[779]  Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al Qu'an untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh manusia.
[780]  disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, Karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

  1. membantah pendapat para penentang dan lawan serta membantah argumen mereka karena mereka cenderung berbantahan tapi mereka tidak mampu mendatangkan bukti yang kuat dalam pembicaraan.
  2. membungkam lawan bicara dalam ber sengketa dan tetap melawannya, sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
3 ö@è% ô`tB tAtRr& |=»tGÅ3ø9$# Ï%©!$# uä!%y` ¾ÏmÎ/ 4ÓyqãB #YqçR Yèdur Ĩ$¨Y=Ïj9 ( ¼çmtRqè=yèøgrB }§ŠÏÛ#ts% $pktXrßö6è? tbqàÿøƒéBur #ZŽÏWx. ( OçFôJÏk=ãæur $¨B óOs9 (#þqçHs>÷ès? óOçFRr& Iwur öNä.ät!$t/#uä ( È@è% ª!$# ( ¢OèO öNèdösŒ Îû öNÍkÅÎöqyz tbqç7yèù=tƒ ÇÒÊÈ
". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan Kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal Telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", Kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya[491].

[491]  perkataan biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya adalah sebagai sindiran kepada mereka, seakan-akan mereka dipandang sebagai kanak-kanak yang belum berakal.

  1. memenangkan perselisihan dan menetapkan dengan menjelaskan bahwa tuduhan yang dituduhkan oleh orang musyrik itu tidak seorang juga yang mengetahuinya, sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
(#qè=yèy_ur ¬! uä!%x.uŽà° £`Ågø:$# öNßgs)n=yzur ( (#qè%tyzur ¼çms9 tûüÏZt/ ¤M»oYt/ur ÎŽötóÎ/ 5Où=Ïæ 4 ¼çmoY»ysö7ß 4n?»yès?ur $£Jtã šcqàÿÅÁtƒ ÇÊÉÉÈ ßìƒÏt/ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( 4¯Tr& ãbqä3tƒ ¼çms9 Ó$s!ur óOs9ur `ä3s? ¼ã&©! ×pt6Ås»|¹ ( t,n=yzur ¨@ä. &äóÓx« ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇÊÉÊÈ
100.  Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan[495]. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
101.  Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri. dia menciptakan segala sesuatu; dan dia mengetahui segala sesuatu.

[495]  mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak seperti orang Yahudi mengatakan Uzair putera Allah dan orang musyrikin mengatakan malaikat putra-putra Allah. mereka mengatakan demikian Karena kebodohannya.
Ayat ini meniadakan bahwa Allah itu tidak mempunyai ibu bapak dan tidak mempunyai anak. Tidak seorang pun yang menjadi anak Allah. Setiap sesuatu pasti ada yang memperbuat dengan iradahnya. Dia menjadikan semuan yang ada di ala mini dan mengetahui segala sesuatu.
  1. mempersempit sifat-sifat, membatalkan, satu diantaranya itu menjadi sebab bagi hukum, seperti firman Allah yang berbunyi:
spuŠÏZ»yJrO 8lºurør& ( šÆÏiB Èbù'žÒ9$# Èû÷üuZøO$# šÆÏBur Ì÷èyJø9$# Èû÷üuZøO$# 3 ö@è% ÈûøïtŸ2©%!!#uä tP§ym ÏQr& Èû÷üuŠs[RW{$# $¨Br& ôMn=yJtGô©$# Ïmøn=tã ãP%tnör& Èû÷üuŠs[RW{$# ( ÎTqä«Îm7tR AOù=ÏèÎ/ bÎ) óOçGZà2 tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÍÌÈ z`ÏBur È@Î/M}$# Èû÷üuZøO$# šÆÏBur ̍s)t7ø9$# Èû÷üuZøO$# 3 ö@è% ÈûøïtŸ2©%!!#uä tP§ym ÏQr& Èû÷üusVRW{$# $¨Br& ôMn=yJtGô©$# Ïmøn=tã ãP%tnör& Èû÷üusVRW{$# ( ÷Pr& óOçGYà2 uä!#ypkà­ øŒÎ) ãNà68¢¹ur ª!$# #x»ygÎ/ 4 ô`yJsù ÞOn=øßr& Ç`£JÏB 3uŽtIøù$# n?tã «!$# $\/ÉŸ2 ¨@ÅÒãÏj9 }¨$¨Z9$# ÎŽötóÎ/ AOù=Ïæ 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# šúüÏJÎ=»©à9$# ÇÊÍÍÈ 
143.  (yaitu) delapan binatang yang berpasangan[514], sepasang domba[515], sepasang dari kambing[516]. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar,
144.  Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan Ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

[514]  artinya empat pasang, yaitu sepasang biri-biri, sepasang kambing sepasang unta dan sepasang lembu
[515]  maksudnya domba jantan dan betina
[516]  maksudnya kambing jantan dan betina

D.     Manfaat Mengetahui Jadal Dalam Alquran
  1. mengajarkan kepada umat Islam bagaimana cara mendebat orang lain dengan tata aturan yang sesuai dengan ajaran Islam.
  2. agar umat islam dapat membantah apa yang dituduhkan oleh orang-orang kafir dan orang-orang musyrik dengan bantahan yang paling baik.
  3. umat islam diajarkan untuk menghargai pendapat orang lain selama orang tersebut tidak mengganggu keyakinan umat islam dengan pendapat mereka.
  4. mendidik dan menanamkan ke dalam hati manusia bahwa sungguh mulia Islam dengan cara membantah lawan bicaranya dengan cara yang baik sehingga orang lain tertarik kepada Islam.
  5.  Allah menyebutkan ayat-ayat kauniyah agar dijadikan dalil bagi sendi-sendi akidah. Seperti firman Allah dalam suratAl-baqarah:21-22.
  6. Menetapkan pembicaraan dengan jalan istifham.
  7. Mengemukakan dalil-dalil bahwa Allah adalah tempat kembali.
  8. Membatalkan tuduhan lawan dalam bersengketa dan tetap melawannya.
  9. Sabru dan taqsim, yaitu mempersempit sifat-sifat, membatalkan, dan menjadikan yang satu sebab bagi yang lain. Sepaerti firman Allah dalam surat Al-an’am:143-144.
  10. Mengalahkan lawan dengan cara menjelaskan bahwa tuduhan yang diajukannya itu tidak seorangpun yang mengetahuinya.
  11. Untuk menangkis dan melemahkan argumentasi-argumenrasi orang kafir.
  12. Jawaban Allah tentang pembenaran akidah dan persoalan yang dihadapi rasul.
  13. Layanan dialog bagi orang yang benar-benar ingin tahu,kemudian hasilnya itu dijadikan pegangan dan semacamnya, seperti jawaban Allah atas kegelisahan Nabi Ibrahim.
  14. Sebagai bukti dan dalil yang dapat mematahkan dakwaan dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kalangan umat manusia,seperti dialog Nabi Musa dengan Fir’aun(QS. Al-syu’araa:10-51)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar